Sabtu, 19 November 2011

azzna berkata


Interaksi sosial



Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar sosiologi,interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial,maka kegiatan – kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

6 faktor dasar terbentuknya interaksi sosial

Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.
Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah.
Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut.
Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.
Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial. Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang dirasakan oleh masing – masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang – lambang tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.
Kaitan antara Interaksi Sosial dengan Proses Sosial
 


Manusia sebagai mahkluk sosial  diciptakan untuk berhubungan dan bergaul dengan sesamanya. Sejak manusia lahir, sudah berhubungan dengan orang-orang yang berada disekitarnya, entah itu bapak ibu ataupun anggota keluarga yang lain.
Demikian juga dengan lingkungan, masyarakatnya selalui bergaul antara yang satu dengan yang lain. Hubungan-hubungan itulah sebagai bentuk interaksi sosial.
Interaksi berasal dari bahasa Inggris interaction, yang berarti saling mempengaruhi, atau segala sesuatu hal yang pengaruh mempengaruhi.  Saling mempengaruhi antar manusia dalam masyarakat merupakan ciri dari mahkluk sosial.  Dengan demikian dapat dikatakan interaksi sosial adalah hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang saling mempengaruhi.
Interaksi sosial merupakan dasar terciptanya proses sosial. Proses sosial terjadi karena adanya tuntutan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak manusia dilahirkan, manusia mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya (gregoriousness). 
Naluri ini timbul karena manusia menyadari bahwa mereka mempunyai tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dengan cara menjalin hubungan dengan orang lain, yakni:
  1. Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, yang menimbulkan perilaku afeksi berupa persahabatan, kasih sayang dan percintaan, yang kemudian dikenal dengan kebutuhan afeksi.
  1. Kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan mempertahankannya, yang kemudian terwujud dalam pergaulan, tingkah laku interaksi dengan sesama yang mencerminkan kerinduan manusia untuk menjadi bagian dari kelompoknya, yang kemudian dikenal dengan kebutuhan interaksi.
  1. Kebutuhan akan pengawasan dan kekuasaan yang menghasilkan tingkah laku yang menunjukkan pada proses pengambilan keputusan, memimpin, mempengaruhi, mengatur, melawan, bahkan memberontak, disebut kebutuhan kontrol.

Macam-macam interaksi sosial:
  1. Interaksi antar individu. Individu satu memberikan stimulus atau rangsangan, individu yang lain memberikan reaksi, tanggapan atau respon, yang kemudian tercipta interaksi yang berupa jabat tangan, saling menegur, dan lainnya.
  2. Interaksi antara individu dengan kelompok, seorang guru yang mengajar di kelas merupakan bentuk kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok.
  3. Interaksi antar kelompok, menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan dengan kepentingan kelompok, contohnya pertandingan sepak bola.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
  2. Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
  3. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
  4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.

Interaksi sosial dalam dunia maya


Setelah kemarin kita mencoba mengintip masa depan blog yang katanya terindikasi suram, kali saya mencoba mengangkat topik yang masih seputar kehidupan dunia maya, jejaring sosial. Ada beberapa situs jejaring sosial tetapi saya ingin mengkhususkan pada situs jejaring sosial yang paling populer yaitu FaceBook. Saat ini ada sebuah pertanyaan menggelitik yang timbul berkaitan dengan keberadaan facebook dan para penggunanya yang begitu luas. Apakah situs-situs jejaring sosial yang ada memang mendukung interaksi atau justru mengurangi interaksi ini sebatas di dunia maya, dengan menggeser interaksi dunia nyata? Untuk menjawab pertanyaan ini saya mencoba merujuk ke beberapa sumber utamanya tulisan Guy Lecky-Thompson tentang dampak baik dan buruk FaceBook.
Interaksi elektronik (maya) perlahan tetapi pasti telah menggeser interaksi sosial, dengan menjauhkan jarak diantara orang-orang. Manusia adalah makhluk sosial, menghilangkan interaksi sosial dalam kehidupan bisa mempengaruhi perkembangan sosial, khususnya jika dimulai pada usia muda.
FaceBook juga merubah cara orang berinteraksi, kemungkinan dengan merubah apa yang pada akhirnya akan mempengaruhi evolusi interaksi sosial. Kurangnya komunikasi face-to-face (tatap muka) secara tidak langsung telah mengikis keterampilan seperti kemampuan membaca bahasa tubuh dan fasilitas-fasilitas komunikasi tidak langsung lainnya.
Komunikasi elektronik massa bisa mengarah pada kualitas interaksi sosial yang buruk karena jumlah partisipan yang sedikit; pembicaraan seperti gosip kemungkinan akan lebih tinggi dibanding pada interaksi tatap muka. Juga ada ada yang berkesimpulan bahwa informasi online memiliki nilai yang lebih rendah dibanding informasi di dunia nyata.
Tidak berarti bahwa kita harus menutup mata untuk FaceBook. Seperti halnya teknologi-teknologi yang lain, seperti email, serarch engine, dan online publishing tools seperti Blog, secara keseluruhan FaceBook dan situs jejaring sosial lain bisa dianggap hal yang baik. Situs-situs ini memungkinkan orang terhubung, baik mereka kenal satu sama lain atau tidak. Namun ada kekurangan mendasar dalam bentuk hal-hal yang sifatnya sangat publik dimana pertemanan telah berdegenerasi menjadi sesuatu yang dapat menebar ancaman, meskipun dampak positifnya jauh lebih besar. Telah banyak kita mendengar Kisah-kisah sukses yagn berawal dari komunikasi maya seperti pernikahan, deal bisnis, kemitraan, diantara yang lainnya.
Akan tetapi, hanya bergantung pada komunikasi elektronik untuk interaksi sosial kemungkinan akan merusak hidup dan bukan justru memperkaya kehidupan. Setiap orang, dengan sedikit pengecualian, memerlukan kontak tatap-muka untuk dapat mempertahankan skill sosial yang dimiliki dan untuk memenuhi kodratnya sebagai makhluk sosial. Ulasan di atas sifatnya pribadi yang tidak dijamin kebenarannya. Lalu bagaimana menurut Anda?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar